Reality Show oh reality show. Reality Show Ala Televisi Indonesia
Akhir akhir ini acara televisi tanah air kita banyak sekali dijumpai acara yang satu ini, yaitu Acara yang berani menggunakan kata "reality show" sebagai tema dari acara ini. sebut saja misalnya, reality show termehek mehek, reality show tukar nasib. dan masih banyak lagi acara acara sejenisnya. Uniknya televisi ditanah air kita ini nampak sekali sebagai televisi yang latah satu sama lain, artinya bilamana salah satu televisi menampilkan acara baru yang ramai penonton maka tak lama kemudian diikuti dengan stasiun televisi lain menayangkann acara sejenis.
Dalam pandangan saya acara reality show di televisi yang gencar ditayangkan saat ini yang konon katanya banyak sekali penontonya ini tidak lain hanyalah narasi visual bualan yang jauh dari arti "reality show" yang sesungguhnya. Pandangan saya inilah yang menyebabkan saya mampu berkata bahwa saya sama sekali tidak tertarik dengan acara ini, bahkan secara ekstri dapat dikatakan saya membencinya .
Jauh didalam benak saya, ketika melihat tontonan ini dilabeli "acara reality show" hati saya sangat marah dan berkecamuk , bagaimana mungkin acara yang disetting sedemikian rupa dan bahkan menyerupai filem ini ko dibilang reality show. Dalam hati saya kalau memang acara itu reality show ya harusnya tidak ada kesadaran acting sama sekali dalam acara itu, kenyataanya dalam acara acara ini nampak sekali para pengisi acara ini sudah menghafal skenario nya seperti pemain filem. Jadi setiap acara itu dimulai dalam hati saya selalu berkata,"ah itukan kameranya ga tersembunyi, ah itu kan kameramenya ada, ah itukan dialog pemain filem, ah itukan hanya acting" terus saja pikiran itu bermunculan ketika saya melihat tontonan reality show Indonesia ini.
Sering saya berfikir dengan kondisi saya itu, apakah saya yang salah karena tidak bisa melihat dan menikmati tontonan ini dengan baik (karena pola pemikiran saya tadi) atau memang salah pembuat acara yang tidak mampu mencapai tujuan pembuatan acara itu.Karena kalau dibilang pembuat acaranya tidak mampu mencapai tujuan pembuatan acara hal itu salah besar, karena pada kenyataanya banyak sekali orang2 yang sangat menikmati acara acara yang dilabeli reality show ini. Mereka sering kali membawa alur cerita dalam acara itu ke dalam pembicaraan ibu2 arisan, pembicaraan ibu2 pegawai kantor, anak anak sekolah dan lain lain.
Bahkan yang ada yang lebih menggilakan lagi dari cerita realtiy show ini , yaitu saya pernah menjadi korban keganasan acara ini. Ketika saya duduk menunggu pesanan makan malam saya di suatu warung makan, saya melihat sang koki warung ini sedang memasak makanan pesanan saya, sambil sesekali memperhatikan televisi yang ada di sampingya, yang televisi itu sedang menayangkan acara reality show tukar nasib. Nah keadaan sesekali melihat televisi ini, terus berlanjut sampai tiba saatnya ia mau tak mau harus mem"pause"memasaknya sejenak. Pandanganya tajam lurus menuju arah televisi, mukanya diam penuh makna seakan mengerti betul bahwa keadaan dalam acara itu benar benar gawat, saya pun terus melihat koki warung ini sambil berfikir " betapa nikmatnya koki ini menikmati acara yang pada kenyataanya saya tidak mampu menikmati acara ini". Dan tak lama dalam pandanngan diamnya itupun sang koki tiba tiba tertawa hebat, tanda bahwa ketegangan dalam acara itu telah selesai. ia pun Melanjutkan tugasnya memasak makanan ,yang mana pada akhirnya makanan itu pun tidak mampu menjadi makanan enak seperti yang ia masak biasanya. "ini pasti gara gara reality show bualan tadi" Batin saya.
Saya berfikir bila mana tidak ada yang salah dalam penayangan acara acara itu , semoga saja saya segera mampu menikmati acara acara murah meriah itu seperti halnya koki warung tadi, dan namun bila memang acara itu layak diperbaharuhi semoga lekas diperbaharui secepatnya sehingga tak banyak orang-orang yang tertipu atas bualan reality show ala Indonesia ini.
Akhir akhir ini acara televisi tanah air kita banyak sekali dijumpai acara yang satu ini, yaitu Acara yang berani menggunakan kata "reality show" sebagai tema dari acara ini. sebut saja misalnya, reality show termehek mehek, reality show tukar nasib. dan masih banyak lagi acara acara sejenisnya. Uniknya televisi ditanah air kita ini nampak sekali sebagai televisi yang latah satu sama lain, artinya bilamana salah satu televisi menampilkan acara baru yang ramai penonton maka tak lama kemudian diikuti dengan stasiun televisi lain menayangkann acara sejenis.
Dalam pandangan saya acara reality show di televisi yang gencar ditayangkan saat ini yang konon katanya banyak sekali penontonya ini tidak lain hanyalah narasi visual bualan yang jauh dari arti "reality show" yang sesungguhnya. Pandangan saya inilah yang menyebabkan saya mampu berkata bahwa saya sama sekali tidak tertarik dengan acara ini, bahkan secara ekstri dapat dikatakan saya membencinya .
Jauh didalam benak saya, ketika melihat tontonan ini dilabeli "acara reality show" hati saya sangat marah dan berkecamuk , bagaimana mungkin acara yang disetting sedemikian rupa dan bahkan menyerupai filem ini ko dibilang reality show. Dalam hati saya kalau memang acara itu reality show ya harusnya tidak ada kesadaran acting sama sekali dalam acara itu, kenyataanya dalam acara acara ini nampak sekali para pengisi acara ini sudah menghafal skenario nya seperti pemain filem. Jadi setiap acara itu dimulai dalam hati saya selalu berkata,"ah itukan kameranya ga tersembunyi, ah itu kan kameramenya ada, ah itukan dialog pemain filem, ah itukan hanya acting" terus saja pikiran itu bermunculan ketika saya melihat tontonan reality show Indonesia ini.
Sering saya berfikir dengan kondisi saya itu, apakah saya yang salah karena tidak bisa melihat dan menikmati tontonan ini dengan baik (karena pola pemikiran saya tadi) atau memang salah pembuat acara yang tidak mampu mencapai tujuan pembuatan acara itu.Karena kalau dibilang pembuat acaranya tidak mampu mencapai tujuan pembuatan acara hal itu salah besar, karena pada kenyataanya banyak sekali orang2 yang sangat menikmati acara acara yang dilabeli reality show ini. Mereka sering kali membawa alur cerita dalam acara itu ke dalam pembicaraan ibu2 arisan, pembicaraan ibu2 pegawai kantor, anak anak sekolah dan lain lain.
Bahkan yang ada yang lebih menggilakan lagi dari cerita realtiy show ini , yaitu saya pernah menjadi korban keganasan acara ini. Ketika saya duduk menunggu pesanan makan malam saya di suatu warung makan, saya melihat sang koki warung ini sedang memasak makanan pesanan saya, sambil sesekali memperhatikan televisi yang ada di sampingya, yang televisi itu sedang menayangkan acara reality show tukar nasib. Nah keadaan sesekali melihat televisi ini, terus berlanjut sampai tiba saatnya ia mau tak mau harus mem"pause"memasaknya sejenak. Pandanganya tajam lurus menuju arah televisi, mukanya diam penuh makna seakan mengerti betul bahwa keadaan dalam acara itu benar benar gawat, saya pun terus melihat koki warung ini sambil berfikir " betapa nikmatnya koki ini menikmati acara yang pada kenyataanya saya tidak mampu menikmati acara ini". Dan tak lama dalam pandanngan diamnya itupun sang koki tiba tiba tertawa hebat, tanda bahwa ketegangan dalam acara itu telah selesai. ia pun Melanjutkan tugasnya memasak makanan ,yang mana pada akhirnya makanan itu pun tidak mampu menjadi makanan enak seperti yang ia masak biasanya. "ini pasti gara gara reality show bualan tadi" Batin saya.
Saya berfikir bila mana tidak ada yang salah dalam penayangan acara acara itu , semoga saja saya segera mampu menikmati acara acara murah meriah itu seperti halnya koki warung tadi, dan namun bila memang acara itu layak diperbaharuhi semoga lekas diperbaharui secepatnya sehingga tak banyak orang-orang yang tertipu atas bualan reality show ala Indonesia ini.
Wah, kalau begitu, nasib Mas David yang 'ditukar' dengan kecerobohan koki bersangkutan....^_^ Memang sih, banyak yang tidak bisa menikmati reality show (termasuk saya), tapi banyak juga yang 'tertipu'. Ada sepupu saya yang sarjana psikologi, malah tergila-gila pada acara Termehek-Mehek. Kalau ada yang menyebut itu cuma rekayasa, dia bakal 'membela' bahwa itu bukan rekayasa. Yeah, mau koki, mau pekerja kantoran (yang katanya pintar), semuanya bisa tertipu...
BalasHapusThank you for your visit, David. See you soon.
BalasHapus