Kumpulan Peribahasa Indonesia
- "Adat air cair, adat api panas."
- "Adat ayam ke lesung, adat itik ke pelimbahan."
- "Adat bersendi syarak, syarak bersendi kitabullah."
- "Adat diisi lembaga dituang."
- "Adat dunia balas-membalas, syariat palu-memalu."
- "Adat hidup tolong-menolong, syariat palu-memalu."
- "Adat juara kalah menang, adat saudagar laba rugi."
- "Adat lama pusaka usang."
- "Adat menyabung, adat gelanggang."
- "Adat muda menanggung rindu, adat tua menahan ragam."
- "Adat pasang berturun naik."
- "Adat periuk berkerat, adat lesung berdedak."
- "Adat rimba raya, siapa berani ditaati."
- "Adat sepanjang jalan, cupak sepanjang betung."
- "Adat teluk timbunan kapal, adat gunung tepatan kabut."
- "Belum besar sudah diambak."
- "Belum beranak sudah ditimang."
- "Belum bergigi hendak mengunyah."
- "Belum bertaji hendak berkokok."
- "Belum diajun sudah tertarung."
- "Belum dipanjat asap kemenyan."
- "Belum merangkak sudah belajar lari."
- "Belum tahu akan pedas lada."
- "Belum tentu, ayam masih disabung."
- "Belum tentu si upik si buyungnya."
- "Bengkok sedikit tak terluruskan."
- "Benih yang baik tak memilih tanah."
- "Beraja dihati bersutan dimata."
- "Berakal ke lutut, berontak ke empu kaki."
- "Berakit-rakit ke hulu, berenang-renang ketepian."
- "Beranak kandung beranak tiri."
- "Beranak menurut kata bidan."
- "Beranak tidak berbidan."
- "Berapa berat mata memandang, berat jugalah bahu memikul."
- "Berarak tiada berlari."
- "Berat sama dipikul, ringan sama dijinjing."
- "Berbau bagai embacang."
- "Berbelok kucing main daun."
- "Berbenak ke empu kaki."
- "Berdawat biar hitam."
- "Berdiang di abu dingin."
- "Bergantung tiada bertali, bersalai tiada api."
- "Bergantung pada akar lapuk."
- "Bergantung pada tali rapuh."
- "Bergaduk-gaduk diri, saku-saku diterbangkan angin."
- "Berguru dulu sebelum bergurau."
- "Berguru ke padang datar, dapat rusa belang kaki."
- "Berguru kepalang ajar, bagai bunga kembang tak jadi."
- "Berhakim kepada beruk."
- "Berjagung-jagung sementara padi masak."
- "Berjalan pelihara kaki, berkata pelihara lidah."
- "Berjenjang naik, bertangga turun."
- "Berkelahi dalam mimpi."
- "Berkelahi dengan perigi akhirnya mati dahaga."
- "Berkerat rotan berpatah arang."
- "Berkering air ludah."
- "Berlayar bernakhoda, berjalan bernan-tua."
- "Bermain air basah, bermain api terbakar."
- "Berniaga di ujung lidah."
- "Bersakit-sakit dahulu, baru mati kemudian."
- "Bersakit-sakit dahulu bersenang-senang kemudian."
- "Bersatu kita teguh, bercerai kita runtuh."
- "Bersuluh matahari, bergelanggang di mata orang."
- "Bersuluh menjemput api."
- "Bertampuk boleh dijinjing, bertali boleh dieret."
- "Bertanam tebu di bibir."
- "Bertangkai boleh dijinjing."
- "Bertanjak baru bertinju."
- "Bertemu beliung dengan ruyung."
- "Bertukar beruk dengan cigak."
- "Besar berudu di kubangan, besar buaya di lautan."
- "Besar diambak tinggi dianjung."
- "Besar kapal besar pula gelombangnya."
- "Besar kayu, besar bahannya."
- "Besar pasak daripada tiang."
- "Betung ditanam, aur tumbuh."
- "Biar alah sabung asalkan menang sosok."
- "Biar badan penat asal hati suka."
- "Biar dahi berlumpur asal tanduk mengena."
- "Biar kalah sabung asalkan menang sorak."
- "Biar lambat asal selamat."
- "Biar jatuh terletak, jangan jatuh terempas."
- "Biarpun kucing naik haji, pulang-pulang mengeong juga."
- "Bibir saya bukan diretak panas."
- "Biduk lalu kiambang bertaut."
- "Biduk upih, pengayuh bilah."
- "Binatang tahan palu, manusia tahan kias."
- "Bodoh-bodoh sepat, tak makan pancing emas."
- "Bondong air, bondong ikan."
- "Buah yang manis berulat di dalamnya."
- "Bukan air muara yang ditimba, sudah disauk dari hulunya."
- "Bukan biji tak mau tumbuh, tapi bumi tak mau terima."
- "Bulan naik matahari naik."
- "Bulan terang dihutan."
- "Bumi mana yang tiada kena hujan."
- "Bungkuk sejengkal tidak terkedang."
- "Buruk muka cermin dibelah."
- "Burung terbang dipipiskan lada."
- "Busuk berbau, jatuh berdebuk."
- "Busuk-busuk embacang."
- "Busut juga ditimbun anai-anai."
- "Cabik-cabik bulu ayam."
- "Cacat-cacat cempedak, cacat-cacat nak hendak."
- "Cacing menjadi ular naga."
- "Cadik terkedik, bingung terjual."
- "Calak-calak ganti asah, menunggu tukang belum datang."
- "Cencang dua segeragai."
- "Cencang putus, tusuk tembuk."
- "Cerdik perempuan melebuhkan, saudagar muda mengutangkan."
- "Cerdik tak membuang kawan, gemuk tak membuang lemak."
- "Cium tapak tangan, berbau atau tidak."
- "Coba-coba bertanam mumbang, siapa tahu jadi kelapa."
- "Condong yang akan menimpa."
- Dahulu bajak daripada jawi."
- "Dahulu timah sekarang besi."
- "Dalam lautan bisa diduga, dalam hati siapa tahu."
- "Dangkal telah keseberangan, dalam telah keajukan."
- "Dari jung turun ke sampan."
- "Dari telaga yang jernih, tak akan mengalir air yang keruh."
- "Daripada hidup bercermin bangkai, lebih baik mati berkalang tanah."
- "Daripada hidup berputih mata, lebih baik mati berputih tulang."
- "Daripada hujan emas di negeri orang, lebih baik hujan batu di negeri sendiri."
- "Datang tampak muka, pulang tampak punggung."
- "Datang tidak berjemput, pulang tidak berantar."
- "Daunnya jatuh melayang, buahnya jatuh ke pangkal."
- "Dekat mencari induk, jauh mencari suku."
- "Deras datang, deras kena."
- "Dia picik seperti ular."
- "Diam di bandar tak meniru, diam di laut asin tidak."
- "Diam-diam penggali berkarat, diam-diam ubi berisi."
- "Diam emas, bicara perak."
- "Dianjak layu, dibubut mati."
- "Diberi kuku hendak mencengkam."
- "Diberi sehasta hendak sedepa."
- "Dibilang genap, dipapar ganjil."
- "Dibuat karena alah, menjadi murka karena alah."
- "Diganjur surut bagai bertanam."
- "Digantung tak bertali."
- "Digenggam takut mati, dilepaskan takut terbang."
- "Digila beruk berayun."
- "Diindang ditampi teras, dipilih antah satu-satu."
- "Diindang tidak berantah."
- "Di mana ada kemauan, di sana ada jalan."
- "Di mana bumi dipijak, di situ langit dijunjung."
- "Di mana tak ada lang, akulah lang, kata belalang."
- "Di mana tembilang terentak, di situ cendawan tumbuh."
- "Dimandikan dengan air segeluk."
- "Dinding sampai ke langit, empang sampai ke seberang."
- "Dinding teretas, tangga terpasang."
- "Dipandang dekat, dicapai tak dapat."
- "Di rumah beraja-raja, di hutan berberuk-beruk."
- "Disisih sebagai antah."
- "Dikasih hati minta jantung."
- "Dikati sama berat, diuji sama merah."
- "Dua kali pisang berbuah."
- "Duduk berkisar, tegak berpaling."
- "Duduk meraut ranjau, tegak meninjau jarah."
- "Duduk sama rendah, tegak sama tinggi."
- "Duduk seperti kucing, melompat seperti harimau."
- "Dunia tak selebar daun kelor."
- "Elok berarak di hari panas."
- "Embacang buruk kulit."
- "Emping terserak, hari hujan."
- "Enak lauk dikunyah-kunyah, enak kata diperkatakan."
- "Enau sebatang dua sigainya."
- "Enggang lalu, atal jatuh, anak raja mati ditimpanya."
- "Enggang sama enggang, pipit sama pipit."
- "Esa hilang, dua terbilang."
- Fajar menyingsing, elang menyongsong"
- "Gabak di hulu tanda akan hujan."
- "Gajah di pelupuk mata tidak terlihat, semut di seberang lautan terlihat"
- "Gajah derum tengah rumah."
- "Gajah dialahkan oleh pelanduk."
- "Gajah ditelan ular lidi."
- "Gajah mati karena gadingnya."
- "Gajah mati tulang setimbun."
- "Gajah bertarung sama gajah, pelanduk mati di tengah-tengah."
- "Gayung bersambut, kata berjawab."
- "Geleng bukan, angguk ia."
- "Geleng serupa cupak hanyut."
- "Genting menanti putus, biang menanti tembuk."
- "Getah terbangkit kuaran tiba."
- "Getikkan puru dibibir."
- "Guru kencing berdiri, murid kencing berlari."
- "Gajah mati tinggalkan gading, harimau mati tinggalkan belang."
- "Habis adat dengan kerelaan, hilang adat tegal mufakat."
- "Habis beralur, maka beralu-alu."
- "Habis manis sepah dibuang."
- "Hafal kaji karena diulang, pasar jalan karena ditempuh."
- "Hampa berat menjadi sekam."
- "Hancur badan dikandung tanah, budi baik terkenang jua."
- "Harap akan anak buta mata sebelah, harap akan teman buta mata keduanya."
- "Harap pada yang ada, cemas pada yang tidak ada."
- "Harapkan burung terbang tinggi, punai di tangan dilepaskan."
- "Harapkan guntur di langit, air di tempayan dicurahkan."
- "Harimau mengaum takkan menangkap."
- "Hari pagi dikejar-kejar, hari petang dibuang-buang."
- "Harum menghilangkan bau."
- "Harum seperti malaikat lalu."
- "Hasrat hati memeluk gunung, apa daya tangan tak sampai."
- "Hati bagai baling-baling."
- "Hati gajah sama dilapah, hati tungau sama dicecah."
- "Hati gatal, mata digaruk."
- "Hemat pangkal kaya."
- "Hendak menangguk ikan, tertangguk pada batang."
- "Hendak ulam, pucuk menjulai."
- "Hidung dicium pipi digigit."
- "Hidup berakal, hati beriman."
- "Hidup dikandung adat, mati dikandung tanah."
- "Hidup enggan mati tak mau."
- "Hidup seperti anjing dengan kucing."
- "Hidup seperti umang-umang."
- "Hidup tolong-menolong, sandar-menyandar."
- "Hilang di mata di hati jangan."
- "Hilang geli oleh gelitik, hilang bisa oleh biasa."
- "Hujan berpohon, panas berasal."
- "Hujan tak sekali jatuh, simpai tak sekali erat."
- "Hujan turun, kambing lari."
- "Hulu malang pangkal celaka."
- "Ijuk selembang, tali di situ, keluan di situ."
- "Ijuk tidak bersagar, lurah tidak berbatu."
- "Ikan biar dapat, serampang jangan pukah."
- "Ikan terkilat jala tiba."
- "Ikut hati mati, ikut rasa binasa."
- "Ilmu pengetahuan adalah kekuatan."
- "Ilmu padi, makin berisi, makin merunduk."
- "Inai tertepung, kuku tanggal."
- "Ingin hati memeluk gunung, apa daya tangan tak sampai."
- "Isi hati sukar didiamkan."
- "Isi lemak dapat ke orang, tulang bulu pulang ke kita."
- "Itik diajar berenang."
- Kacang lupa kulitnya."
- "Kail sebentuk, umpan seekor, sekali putus sehari hanyut."
- "Kail sejengkal janganlah menduga dalam lautan."
- "Kain basah kering di pinggang."
- "Kain ditangkap maka duduk."
- "Kain lama dicampak buang, kain baru pula dicari."
- "Kain pendinding miang, uang pendinding malu."
- "Kaki naik kepala turun."
- "Kaki tertarung inai padahannya, mulut terdorong emas padahannya."
- "Kalah jadi abu, menang jadi arang."
- "Kalah membeli, menang memakai."
- "Kalau di hutan tak ada singa, beruk rabun bisa menjadi raja."
- "Kalau kail panjang sejengkal, jangan laut hendak diduga."
- "Kalau kaki sudah terlangkahkan, pantang dihela surut."
- "Kalau kena tampar, biar dengan tangan yang bercincin."
- "Kalau kena tendang, biar dengan kaki yang berkasut."
- "Kalau mandi biarlah basah."
- "Kalau padi yang ditanam, rumput ikut tumbuh; Kalau rumput yang ditanam, padi tak akan ikut tumbuh."
- "Kalau pandai mencencang akar, mati lalu ke puncaknya."
- "Kalau sorak dahulu daripada tohok, tidak mati babi."
- "Kalau tak ada angin bertiup, takkan pokok bergoyang."
- "Kalau tak ingin terlimbur pasang, jangan berumah di tepi laut."
- "Ke bawah tidak berurat, ke atas tidak berpucuk, di tengah-tengah ditebuk kumbang."
- "Ke gunung sama mendaki, ke lurah sama menurun."
- "Kecil bernama, besar bergelar."
- "Kecil dikandung ibu, besar dikandung adat, mati dikandung tanah."
- "Kecil-kecil anak, sudah besar menjadi onak."
- "Kecil-kecil cabai rawit."
- "Kecil-kecil lada padi."
- "Kecil tapak tangan, nyiru saya tadahkan."
- "Kecil teranja-anja besar terbawa-bawa, tua berubah tidak."
- "Kecubung berulam ganja."
- "Kecundang lebih bagai kebaji."
- "Ke gunung tak dapat angin."
- "Kehulu menongkah surut, kehilir menongkah pasang."
- "Kejujuran bertahan sangat lama."
- "Kelekatu hendak terbang ke langit."
- "Keluar mulut harimau, masuk mulut buaya."
- "Kena tendang biarlah dengan kaki berkasut, kena tampar biarlah dengan jari yang bercincin."
- "Kemana angin deras, kesitu condongnya."
- "Kemarau setahun dihapuskan hujan sehari."
- "Kepala boleh panas, tetapi hati harus tetap dingin."
- "Kepala sama hitam, isi hati siapa tahu."
- "Ketika ada sama dimakan, waktu tak ada sama ditahan."
- "Ketika ada jangan dimakan, telah habis maka dimakan."
- "Ketika gagak putih, bangau hitam."
- "Lubuk akal tepian ilmu."
- "Lubuk alam tepian bumi."
- "Luka boleh sembuh, parutnya tinggal juga."
- "Luka di kaki, sakit seluruh badan."
- "Luka di tangan karena pisau, luka di hati karena kata."
- "Lunak gigi daripada lidah."
- "Mahal tak dapat dibeli, murah tak dapat diminta."
- "Main api hangus, main air basah."
- "Majelis-majelis udang, tahi di kepala."
- "Makan bubur panas-panas."
- "Makan hati berulam jantung."
- "Makan upas berulam racun."
- "Makanan enggang takkan menjadi makanan pipit."
- "Makanan sudah tersedia, jamu belum juga datang."
- "Makin murah, makin ditawar."
- "Maksud bagai maksud manau."
- "Malang bagai ayam, padi masak makan kehutan."
- "Malu berdayung hanyut serantau."
- "Malu bertanya, sesat di jalan."
- "Mancit satu, gada seratus."
- "Mandi dengan air secupak."
- "Mandi di air kiambang, pelak lepas gatalpun datang."
- "Mandi sedirus."
- "Manikam sudah menjadi sekam."
- "Manis jangan lekas ditelan, pahit jangan lekas dimuntahkan."
- "Manusia merencanakan, Tuhan menentukan."
- "Manusia tertarik oleh tanah airnya, anjing tertarik oleh piringnya."
- "Mara jangan dipukat, rezeki jangan ditolak."
- "Masak diluar, mentah didalam."
- "Masak malam, mentah pagi."
- "Masakan ada ayam memantangkan jemuran."
- "Masuk kandang kambing mengembik, masuk kandang kerbau menguak."
- "Masuk tak genap, keluar tak ganjil."
- "Masuk tiga, keluar empat."
- "Matahari itu bolehlah ditutup dengan nyiru."
- "Mati anak berkalang bapak, mati bapak berkalang anak."
- "Mati dicatuk katak."
- "Mati harimau karena belangnya, mati kesturi karena baunya."
- "Mati harimau meninggalkan belang, mati gajah meninggalkan gading."
- "Mati ikan karena umpan, mati saya karena budi."
- "Mati rusa karena jejaknya."
- "Mati rusa karena tanduknya."
- "Mati satu tumbuh seribu."
- "Mati seladang."
- "Mati takkan menyesal, luka takkan menyiuk."
- "Mati-mati berdawat biarlah hitam, mati-mati mandi biarlah basah."
- "Mati-mati minyak biarlah licin."
- "Meletakkan api dibubungan."
- "Melihat pungguk di dahan, punai di tangan dilepaskan."
- "Memagar kelapa condong."
- "Memahat di dalam garis."
- "Memakan habis-habis, menyuruk hilang-hilang."
- "Memancing di air keruh."
- "Memang lidah tidak bertulang."
- "Memasukkan minyak ke api."
- "Membasuh muka dengan air liur."
- "Membawa garam ke laut."
- "Membeli kerbau bertuntun."
- "Membubuhkan arang dimuka orang."
- "Memikul diatas bahu."
- "Mempertajam sanding."
- "Menabur bijan ke tasik."
- "Menangguk di air keruh."
- "Menang jadi arang, kalah jadi abu."
- "Menahan jerat ditempat genting."
- "Menaikkan air ke gurun."
- "Menanak semua beras."
- "Menari di ladang orang."
- "Mencabik baju didada."
- "Mencabut harus dengan akar-akarnya."
- "Mencari jejak diair."
- "Mencari lantai terjungkat."
- "Mencari umbut di batu."
- "Mencari yang sehasta sejengkal."
- "Mencencang berlandasan, melompat bersitumpu."
- "Mencencang memampas, membunuh membangun."
- "Mencoreng arang di muka sendiri."
- "Mencubit paha sendiri barulah paha orang lain."
- "Mendapat pisang terkubak."
- "Menanti kucing bertanduk."
- "Menebas buluh serumpun."
- "Menepak nyamuk menjadi daki."
- "Menepuk air di dulang, terpercik muka sendiri."
- "Menerka ayam dalam telur."
- "Mengabui mata orang."
- "Mengadu ujung jarum."
- "Mengambil puntung pemukul kepala."
- "Menggantang anak ayam
- "Menggenggam erat, membuhul mati."
- "Menggenggam tak tiris."
- "Mengharap burung terbang tinggi, punai di tangan dilepaskan."
- "Mengharapkan hujan turun, air di tempayan ditumpahkan."
- "Menghendaki kuda bertanduk."
- "Menjemur sementara hari panas."
- "Menjentik puru di bibir."
- "Menjilat air liur sendiri."
- "Menjerit bagai kucing biang."
- "Menjual petai hampa."
- "Menjunjung uban."
- "Melanting menuju tampuk."
- "Menuhuk kawan seiring menggunting dalam lipatan."
- "Menunggu ara hanyut."
- "Menunjukkan ilmu kepada orang menetek."
- "Menyelam sambil minum air."
- "Menyelam tertumus seperti babi."
- "Merajuk air diruang, hendak karam ditimba juga."
- "Merak mengigal di hutan."
- "Mujur tak dapat diraih, malang tak dapat ditolak."
- "Mulut bau madu, pantat bau sengat."
- "Mulut bicara, badan binasa."
- "Mulut kapuk dapat ditutup."
- "Mulut manis kucandan murah."
- "Mulut manis mematahkan tulang."
- "Mulut terdorong, emas tantangannya."
- "Mulutmu harimaumu."
- "Mumbang ditebuk tupai."
- "Murah di mulut mahal di timbangan."
- "Musang berbulu ayam."
- "Musang terjun, lantai terjungkat."
- "Musuh dalam selimut."
- "Musuh jangan diadang, selisih jangan dicari."
- Nafas tak sampai ke hidung."
- "Nang benar yang berdiri sendirinya."
- "Nasi sama ditanak, kerak dimakan seorang."
- "Nasi sudah menjadi bubur."
- "Nasi tak dingin, pinggan tak retak."
- "Nasib sabut terapung, nasib batu tenggelam."
- "Neraca palingan bungkal, hati palingan Tuhan."
- "Neraca yang palingan, bungkal yang piawai."
- "Niat hati nak getah bayan, sudah tergetah burung serindit."
- "Nibung bangsai bertaruk muda."
- "Nyamuk mati gatal tak lepas."
- Obat jauh penyakit hampir."
- "Oleng seperti cupak hanyut."
- "Ombak yang bersabung, baru dikenal siapa kawan siapa lawan."
- "Ombak yang kecil jangan diabaikan."
- "Ombaknya kedengaran tapi pasirnya belum kelihatan."
- "Orang berdendang dipentasnya, orang beraja dihatinya."
- "Orang bersiselam, awak bertimba."
- "Orang haus diberi air, orang mengantuk disorongkan bantal."
- "Orang karam dilaut, awak karam didarat."
- "Orang kaya suka dimakan, orang elok selendang dunia."
- "Orang muda menanggung rindu, orang tua menanggung ragam."
- "Orang penggamang mati jatuh, orang pencemas mati hanyut."
- "Orang terpegang pada hulunya, kita terpegang pada matanya."
- "Orang yang runcing tanduk."
- "Padam menyala, tarik puntung."
- "Padi ditanam tumbuh lalang."
- "Padi masak, jagung mengupih."
- "Panci mengatakan belanga hitam."
- "Panas mentari di kepala orang banyak, panas hati dirasa sendiri."
- "Panas mentari setahun, dihapuskan hujan sehari."
- "Pandai berminyak air."
- "Parang gabus menjadi parang besi."
- "Patah lidah alamat kalah."
- "Patah tumbuh hilang berganti."
- "Patah tongkat, berjermang."
- "Payah dilamun ombak, tercapai juga tanah tepi."
- "Pecah menanti sebab, retak menanti belah."
- "Pecak boleh dilayangkan, bulat boleh digulingkan."
- "Pejatian awak, pantangan orang."
- "Pekak-pekak badak."
- "Pelabur habis Palembang tak jauh."
- "Pelanduk ditengah cerang."
- "Pelanduk lupakan jerat, jerat tak melupakan pelanduk."
- "Pembuat periuk bertanak ditembikar."
- "Pena lebih tajam daripada pedang."
- "Pencegahan lebih baik daripada pengobatan."
- "Pepat di luar, rancung di dalam."
- "Perang habis pencak teringat."
- "Pesan berturuti, petaruh bertunggu."
- "Pucuk bulat dalam negeri."
- "Pucuk dicinta ulam tiba."
- "Pucuk diremas dengan santan, urat direndam dengan tengguli, namun peria pahit juga."
- "Pucuk layu disiram hujan."
- "Pukat sudah terijuk."
- "Pukul anak sindir menantu."
- "Punggung parang pun jika diasah menjadi tajam."
- "Putih tapak lari."
- "Putus tali tempat bergantung, terban tanah tempat berpijak."
- Qur'an adalah dasar hidup orang Minang."
- Racun diminum haram tak mabuk."
- "Raja adil raja disembah, raja lalim raja disanggah."
- "Rajin pangkal pandai."
- "Rasa air ke air, rasa minyak ke minyak."
- "Rebung tiada jauh dari rumpunnya."
- "Rekah tidak, rekat pukah."
- "Rendah gunung, tinggi harapan."
- "Rezeki musang tak akan didapat elang."
- "Rumah besar perabung perak."
- "Rumah besar perabung upih."
- "Rumah sudah, tukul pahat berbunyi."
- "Rupa boleh diubah, tabiat dibawa mati."
- "Rupa harimau, hati tikus."
- "Rupa seperti pulut, bila dimasak berderai."
- "Rusak anak oleh menantu."
- "Rusak badan karena penyakit, rusak bangsa karena laku."
- Sabung selepas hari petang."
- "Sakit menimpa, sesal terlambat."
- "Salah bunuh memberi bangun, salah cencang memberi pampas."
- "Salah langkah surut kembali."
- "Salah makan memuntahkan, salah tarik mengembalikan."
- "Sambil berdendang biduk hilir."
- "Sambil berdiang nasi masak."
- "Sambil berlayar sambil menampan."
- "Sambil menyelam minum air."
- "Sambil menyuruk, galas lalu."
- "Sampan ada pengayuh tidak."
- "Sarak serasa hilang, bercerai serasa mati."
- "Satu orang makan nangka, semua kena getahnya."
- "Sawah berpematang, ladang berbintalak."
- "Sayang akan garam sececah, kerbau seekor dibusukkan."
- "Sayang-sayang buah kepayang, dimakan mabuk dibuang sayang."
- "Sayangkan kain, buangkan baju."
- "Sayangkan anak tangan-tangani, sayangkan istri tinggal-tinggalkan."
- "Seayun bagai berbuai."
- "Sebab buah dikenal pohonnya."
- "Sebagai abu di atas tanggul."
- "Sebagai anjing terpanggang ekor."
- "Sebagai melihat asam."
- "Sebagai gagak pulang ke benua."
- "Sebelum ajal berpantang mati."
- "Sebesar-besar bumi ditampar tak kena."
- "Sebingkah tanah terbalik, sebatang pohon rebah."
- "Seciap bagai ayam, sedencing bagai besi."
- "Sedepa jalan kemuka, setelempap jalan kebelakang."
- "Sedia payung sebelum hujan."
- "Sedikit demi sedikit, lama-lama menjadi bukit."
- "Sedikit hujan banyak yang basah."
- "Seekor kerbau berkubang, semua kena lulutnya."
- "Sehampir-hampir tepi kain, hampir juga tepi bebat."
- "Sehari selembar benang, lama-lama jadi sehelai kain."
- "Segan bergalah, hanyut serantau."
- "Seguru, seilmu, jangan mengganggu."
- "Sejelek-jelek pemimpin pasti punya anak buah, sebaik-baik pemimpin pasti punya musuh."
- "Sejengkal jadi sehasta."
- "Surga berada di telapak kaki ibu."
- "Susu di dada tak dapat dielakkan."
- "Tabuhan meminang anak laba-laba."
- "Tahan jerat sorong kepala."
- "Tahu di angin turun naik."
- "Tahu di angin berkisar."
- "Tahu makan, tahu simpan."
- "Tajam pisau karena diasah."
- "Tak ada api, masakan ada asap."
- "Tak ada gading yang tak retak."
- "Tak ada guruh bagi orang pekak, tak ada kilat bagi orang buta."
- "Tak ada rotan, akarpun jadi."
- "Tak ada tolak angsurnya."
- "Tak ada umpat yang membunuh, tak ada puji yang mengenjang."
- "Tak air hujan ditampung."
- "Tak air telang dipancung, tak emas bungkal diasah."
- "Tak berorang diair."
- "Tak dapat tanduk, telinga dipulas."
- "Tak emas bungkal diasah."
- "Tak kayu jenjang dikeping."
- "Tak kenal maka tak sayang."
- "Tak lalu dandang di air, di gurun ditanjakkan."
- "Tak pandai menari dikatakan lantai yang terjungkat."
- "Tak tentu hilir mudiknya."
- "Takkan dua kali orang tua kehilangan tongkat."
- "Takkan harimau makan anaknya."
- "Takkan lari gunung dikejar."
- "Takut akan hantu, lari ke pandam."
- "Takut titik, lalu tumpah."
- "Takutkan tuma, kain dibadan dibuang."
- "Tali berlembar empat, bagai tungku sejerangan."
- "Tali jangan putus kaitan jangan sekah."
- "Tali yang tiga lembar itu tak suang-suang putus."
- "Tambah air tambah sagu."
- "Tampan sudah, langgam terbawa."
- "Tampuk bertangkai."
- "Tangan mencencang bahu memikul."
- "Tangguk lerek dengan bingkainya."
- "Tangguk rapat, keruntung bobos."
- "Tolak tangga, berayun kaki."
- "Tong kosong nyaring bunyinya."
- "Tongkat membawa rebah."
- "Tua-tua keladi, makin tua makin menjadi."
- "Tua-tua kelapa, makin tua makin berminyak."
- "Tuah anjing, celaka kuda."
- "Tuah tidak dapat direjan-rejan."
- "Tuak terbeli, tunjang hilang."
- "Tumbuk tanak terserah pada badan seorang."
- "Tunggang hilang berani mati."
- "Tunggang hilang tak hilang, tunggang mati tak mati."
- Ubun masih bergerak sudah angkuh."
- "Udang dalam tangguk."
- "Udang dibalik batu."
- "Udang hendak mengatai ikan."
- "Udang tak tahu dibungkuknya."
- "Ujung jari sambungan lidah."
- "Ular bukan, ikanpun bukan."
- "Umpama anjing makan muntahnya."
- "Umur baru setahun jagung, darah baru setampuk pinang."
- "Untung ada, tuah tidak."
- "Untung sabut terapung, untung batu tenggelam."
- "Untung sepanjang jalan, malang sekejap mata."
- "Untung tak dapat diraih, malang tak dapat ditolak."
- "Upah bidan pun tak terbayar."
- "Upah terterima, kerbau pincang."
- "Utang emas dapat dibayar, utang budi dibawa mati."
- "Utang sebelit pinggang."
Tidak ada komentar:
Write komentar