Pemukulan terhadap Wasit Sepak Bola di pertandingan PSIR Rembang melawan Persibom Bolaang Monggondow sungguh sangat Ironi.
Pagi ini saya dikejutkan dengan tayangan berita di TV tentang pemukulan terhadap wasit sepak bola. Saya sendiri sedikit heran,Mengapa terkejut? karena dalam pengalaman saya pemukulan terhadap wasit sepak bola telah menjadi tontonan yang maha biasa di kalangan penikmat pertandingan bola di liga Indonesia.
Dalam hal ini memang apa yang saya lihat memang benar benar mengejutkan hati saya. Keterkejutan yang luar biasa ini datang ketika melihat seorang wasit sepak bola yang diberikan kuasa di lapangan hijau itu menjadi bulan bulanan tendangan para pemain sepak bola yang dipimpinya. Menjadi gila adalah pikiran penonton kepada para pemain itu yang belum tahu ataupun yang telah tahu dan mengerti apa yang sebenarnya terjadi di pertandingan itu.
Bagaimana tidak gila, para pemain bak sedang menggiring bolanya untuk diarahkan ke gawang lawan. Wasit itu tampak kesakitan hingga bergulung gulung tak berdaya. para pemain yang berada jauh pun segera lari mendekat untuk bersama sama rekannya memberikan umpan dan menendang punggung wasit itu sedemikian rupa. Wasit yang sedang menjadi bola para pemain PSIR yang berubah menjadi sangant gila itu pun berusaha untuk berdiri,tak kuasa berdiri tendangan pun kembali datang, ia pun Jatuh lagi begitu seterusnya dalam beberapa detik. Sungguh pengalaman yang maha dahyat bagi wasit itu yang sejenak menjadi "bola" di lapangan yang ia pimpin itu, sebelum akhirnya salah seoorang pemain yang beruntung tidak ikut gila menggandengnya dan polisi mengamankannya.
Itulah beberapa alasan mengapa saya sangat terkejut terhadap suatu hal yang telah dianggap biasa.Jadi bisa dikatakan keterkejutan itu terjadi karena hal yang telah biasa ini telah mengalami evolusi atau perubahan yang luar biasa. Bagaimana tidak, dulu ketika terjadi perbedaan pendapat antara wasit dan pemain yang terjadi adalah saling ejek,paling mengumpat, sering memang wasit dipukul, ditinju yang memang diIndonesia ini hal itu tidak juga berhenti atau hilang, namun sekarang bukan lagi di ejek, tidak lagi diumpatin, dan bahkan tidak cukup untuk ditinju, tidak lagi cukup ditelanjangi ditengah lapang seperti pertandingan sebelumnya ,.. tapi sekarang sudah tidak cukup, sekarang ini menjadi"bola" adalah takdir wasit ketika dia dianggap salah dalam memimpin pertandingan.
Pertandingan PSIR Rembang melawan Persibom Bolaang Monggondow ini harusnya segera menjadi alat bantu yang paling absolut untuk merubah citra pertandingan sepak bola di negeri ini.
Dalam hal ini memang apa yang saya lihat memang benar benar mengejutkan hati saya. Keterkejutan yang luar biasa ini datang ketika melihat seorang wasit sepak bola yang diberikan kuasa di lapangan hijau itu menjadi bulan bulanan tendangan para pemain sepak bola yang dipimpinya. Menjadi gila adalah pikiran penonton kepada para pemain itu yang belum tahu ataupun yang telah tahu dan mengerti apa yang sebenarnya terjadi di pertandingan itu.
Bagaimana tidak gila, para pemain bak sedang menggiring bolanya untuk diarahkan ke gawang lawan. Wasit itu tampak kesakitan hingga bergulung gulung tak berdaya. para pemain yang berada jauh pun segera lari mendekat untuk bersama sama rekannya memberikan umpan dan menendang punggung wasit itu sedemikian rupa. Wasit yang sedang menjadi bola para pemain PSIR yang berubah menjadi sangant gila itu pun berusaha untuk berdiri,tak kuasa berdiri tendangan pun kembali datang, ia pun Jatuh lagi begitu seterusnya dalam beberapa detik. Sungguh pengalaman yang maha dahyat bagi wasit itu yang sejenak menjadi "bola" di lapangan yang ia pimpin itu, sebelum akhirnya salah seoorang pemain yang beruntung tidak ikut gila menggandengnya dan polisi mengamankannya.
Itulah beberapa alasan mengapa saya sangat terkejut terhadap suatu hal yang telah dianggap biasa.Jadi bisa dikatakan keterkejutan itu terjadi karena hal yang telah biasa ini telah mengalami evolusi atau perubahan yang luar biasa. Bagaimana tidak, dulu ketika terjadi perbedaan pendapat antara wasit dan pemain yang terjadi adalah saling ejek,paling mengumpat, sering memang wasit dipukul, ditinju yang memang diIndonesia ini hal itu tidak juga berhenti atau hilang, namun sekarang bukan lagi di ejek, tidak lagi diumpatin, dan bahkan tidak cukup untuk ditinju, tidak lagi cukup ditelanjangi ditengah lapang seperti pertandingan sebelumnya ,.. tapi sekarang sudah tidak cukup, sekarang ini menjadi"bola" adalah takdir wasit ketika dia dianggap salah dalam memimpin pertandingan.
Pertandingan PSIR Rembang melawan Persibom Bolaang Monggondow ini harusnya segera menjadi alat bantu yang paling absolut untuk merubah citra pertandingan sepak bola di negeri ini.
berikut ini berita juga dari www.metroTVnews.com
Komisi Disiplin (Kondis) Persatuan Sepakbola Seluruh Indonesia (PSSI) bertindak cepat. Kamis (13/11) malam, mereka menggelar rapat darurat untuk membahas kasus pemukulan terhadap wasit. Pemukulan terjadi saat pertandingan PSIR Rembang melawan Persibom Bolaang Monggondow.
Rapat memutuskan menghukum larangan bermain seumur hidup di semua level kompetisi bagi tiga pemain PSIR yang terlibat pemukulan wasit. Ketiga pemain adalah Yongki Rantung, Tadis Suryanto dan Stevie Kasoi. Menurut Ketua Komdis, Hinca Panjaitan, berdasarkan hasil rekaman, ketiga pemain tersebut terbukti menganiaya wasit Muzair dan wasit pengganti, Jusman.
Selanjutnya Komdis akan melakukan investigasi lebih lanjut terhadap pemain lain yang diduga ikut melakukan pemukulan. Komdis akan menyidangkan kasus ini Selasa pekan depan
Rapat memutuskan menghukum larangan bermain seumur hidup di semua level kompetisi bagi tiga pemain PSIR yang terlibat pemukulan wasit. Ketiga pemain adalah Yongki Rantung, Tadis Suryanto dan Stevie Kasoi. Menurut Ketua Komdis, Hinca Panjaitan, berdasarkan hasil rekaman, ketiga pemain tersebut terbukti menganiaya wasit Muzair dan wasit pengganti, Jusman.
Selanjutnya Komdis akan melakukan investigasi lebih lanjut terhadap pemain lain yang diduga ikut melakukan pemukulan. Komdis akan menyidangkan kasus ini Selasa pekan depan
Tidak ada komentar:
Write komentar