Senin, 29 Agustus 2016

Kampung Coklat di Kota Blitar


Mumpung senggang nih, saya mau bercerita tentang pengalaman traveling saya ke kampong coklat di Kota Blitar Jawa timur tahun lalu.
Hari ini Kota Blitar tidak berhenti ketenaranya sebagai kota sang Ploklamator RI saja, namun juga ramai tentang kampong coklat,hmmm... penasaran bukan.
Kampung coklat, pertama kali mendengar namanya saja saya sudah membayangkan betapa teduh dan besarnya area itu, lebih lebih lagi dengan coklatnya yang semakin membuat saya penasaran. Perjalanan yang menyenangkan ini saya dan keluarga menempuh waktu sekitar 2 jam dari tempat saya berangkat yaitu di Kediri Jawa Timur. Yang menarik dari satu rombongan ini, tidak ada satu pun dari kami yang hafal dan sudah pernah mengunjungi kampung coklat di kota Blitar ini, namun perjalanan lancar tanpa halangan dengan bantuan GPS dan sekali bertanya ke warga setempat.
Pertama kali masuk ke area ini, kesan pertama adalah panas,penuh sesak dan tidak teratur. Lahan parkir tidak tersedia dengan baik karena menggunakan pekarangan warga sekitar, menarik sich, unik tapi ya sedikit amburadul. Karena umlah pekarangan warga banyak, saya sih menyarankan pakai saja area parkir yang paling dekat dengan area wisata, bukan apa apa , lebih dekat aja supaya tidak teralalu capek jalannya. Bagi yang membawa orang tua, alangkah baiknya diturunkan tepat di depan area wisata supaya tidak lelah.
                              
Loketnya 5000 per orang, sesaknya minta ampun, ramai banget coy, mungkin karena musim liburan sekolah. Begitu masuk kesan yang saya tangkap " lumayan ". Lumayanlah dianggap kampung, meskipun tak seluas yang saya bayangkan pada saat berangkat. Areanya berada di bawah pohon coklat yang rindang tentunya, terdapat banyak kursi untuk menikmati makanan yang terbuat dari coklat yang dijual di area tersebut. Meskipun kursi yang di sediakan banyak, namun jumlah pengunjungnya sehingga kursi yang ada tak mampu menopangnya, apaboleh buat para pengunjung harus bergantian. Selain menjual makanan dari bahan coklat, tempat ini juga menyediakan makanan rumahan untuk makan siang tentunya beserta minumannya. Toiletnya bersih yang dilengkapi juga dengan musholla. Satu hal yang saya inget waktu membeli minuman coklat adalah "lama", mungkin karena begitu ramai pengunjungnya saat itu hingga antrian beli pun cukup memakan kesabaran saya.
 
Ada juga kolam terapi ikan (terapi kaki oleh ikan) tepatnya, ini pun ramai sekali peminatnya.
Saya sih cukup puas dengan mengobati rasa penasaran saya tentang kampong coklat ini. Anak anak saya juga dapat bermain di area anak untuk belajar melukis kue dengan bahan coklat.

Tidak ada komentar:
Write komentar